Pages

Tuesday 7 June 2011

Butik kopi Tator, sambil menyimak sejarah di balik kenikmatan Kopi Toraja :)

Janjian meeting di Senayan City, akhirnya seroang teman mereferensikan sebuah coffee shop unik bernama Tator :) 


Tator ini kalo ga diperhatikan mungkin ga ngeh ya dari bahasa apa, tapi sebenarnya Tator ini berasal dari kata Tanah Toraja :) mungkin bagi pecinta kopi sebenarnya sudah bisa menebak asal kata Tator ini :)

Tempat yang kami kunjungi yang di Senayan City ini cukup nyaman, memang ga begitu luas, tapi untuk meeting atau spot nongkrong sambil membaca atau mengerjakan tugas enak banget :) terus teman yang mengajak kami ini memang sudah sering nongkrong di sini dan dia sudah tau cemilan andalannya, ternyata sebakul kecil singkong goreng :)




Minuman yang kami pesan di antaranya adalah ice lemon tea, dan ice lemon teanya enak :) karena asam dan bisa nambah gula sendiri jadi ga kemanisan seperti yang selalu terjadi di restoran fast food :D trus ada juga sebuah minuman unik soda dengan campuran buah :)



O ya di Tator ini orang banyak hunting Kopi Luwaknya, seperti yang kita ketahui kopi dari "buangan" si luwak ini cukup mahal dan dicari para pecinta kopi dan katanya enak.. buat yang sudah pernah coba kopi luwak ditunggu sharing nya :)




sumber gambar : www.tatorcafe.com (4 di atas)

Sejak tahun 1998 setelah butik pertama mereka di Plaza Senayan, sekarang cukup banyak butik kopi Tator ini :
2.
Tel 5725557
3.
Tel 5725557



Supaya kita bisa lebih meresapi si kopi asal Toraja ini spesial berikut adalah kisahnya :)

KOPI Toraja telah melanglang hingga ke café-café ternama seantero dunia. Tana Toraja adalah sebuah kabupaten di pegunungan Sulawesi Selatan, berjarak 300 kilometer dari Makassar--  ibukota provinsi itu. Meski tak setenar Toraja, daerah-daerah di sekitarnya juga produsen kopi bermutu: Kalosi di Enrekang dan Mamasa.

Kopi Toraja sebagian besar ditanam di perkebunan kecil milik penduduk di lereng-lereng gunung. Orang Toraja dikenal karena mampu memelihara tradisi yang sudah berumur ratusan tahun. Salah satunya adalah upacara pemakaman Rambu Solo’ yang mengundang wisatawan dalam dan luar negeri. Sama seperti pesta-pesta adat yang ritualnya sudah berlangsung turun-temurun, proses pengolahan kopi juga melalui tradisi yang berumur ratusan tahun.

Perjalanan kopi ini hingga bisa go international juga telah melalui proses panjang. Pada awalnya Pemerintah Kolonial Belanda mengetahui keberadaan “harta karun” ini. Mereka sempat membuka perkebunan kopi seluas 300 hektar dan menamainya Kalosi Celebes Coffee. namun tidak berlanjut. Lalu, dengan masuknya Jepang di Indonesia, biji kopi ini sempat diperkenalkan ke negara itu.

Baru kemudian pada 1973, sebuah perusahaan kopi Jepang -- datang ke Indonesia menapaktilasi daerah pedalaman Ballokan, Tana Toraja yang merupakan perkebunan kopi bekas peninggalan Belanda. Mereka meyakini industri kopi Toraja akan bangkit kembali di dunia internasional jika prasarana di daerah itu dibenahi. 

Pada 1976, terbentuklah kerjasama Jepang dan Indonesia : Toarco- Toraja Arabica Coffee dan dimulailah persemaian benih untuk rencana penanaman seratus hektar dan dipasarkan di Jepang dan sampai ke berbagai belahan dunia.

Kini, dengan standar yang sebagian besar sudah baku, kita dengan mudah menemukan kopi Toraja berkualitas baik dimana saja. Bahkan, pemerintah daerah kini sedang mengembangkan lahan 1200 hektar untuk pengembangan kopi organic di Kecamatan Sesean dan Rindingallo di Toraja Utara. Di daerah lain, seperti Enrekang dan Pegunungan Latimojong, juga akan dikembangkan pula usaha serupa. Dan.. kopi yang banyak dimaknai sebagai "Kopi misterius yang kini hidup kembali” ini jadi kebanggan Indonesia kita :)

sumber : chajosun-inc.blogspot.com, torajacybernews.blogspot.com 

No comments:

Post a Comment

Blog Archive

Enak Juga